Tuesday, June 24, 2014

Membuat Kamus atau Daftar Istilah?

Dalam sistem kebahasaan kita akan merujuk kepada Pusat Bahasa terutama pada dua produk utamanya, yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Glosarium. Meskipun demikian, seperti kita tahu, masih terdapat banyak kata-kata dan istilah yang belum termuat pada keduanya. Misalnya, coba Anda masukkan istilah scaffolding dan over-the-board pada Glosarium. Anda tidak akan menemukan padanan untuk kedua istilah tersebut. Jadi Pusat Bahasa masih memerlukan entri-entri baru untuk melengkapinya.

Khusus mengenai glosarium (KBBI: glo·sa·ri·um n 1 kamus dl bentuk yg ringkas; 2 daftar kata dng penjelasannya dl bidang tertentu), belum banyak terbitan yang dapat kita temui. Beberapa di antaranya yang saya ketahui adalah
  • Glosarium Istilah Asing-Indonesia, 182416 entri, 3240 halaman, Pusat Bahasa, tanpa tahun
  • Istilah Teknologi Informasi Bahasa Indonesia, 884 halaman, Pusat Bahasa, tanpa tahun
  • Kamus Istilah Komputer dan Informatika, 145 halaman, Andino Maseleno, IlmuKomputer.Com, 2003
  • Glosarium Matematika, Djati Kerami dan Ellya Iswati, 267 halaman, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1993
Bagaimana dengan glosarium untuk bidang-bidang lainnya? Barangkali Anda yang tahu lebih banyak.

Nah, sehubungan dengan itu, tulisan kali ini akan menyajikan sumber daya $\small\LaTeX$ yang berguna untuk menyusun kamus atau glosarium. Pada contoh di bawah ini saya menggunakannya untuk menyusun istilah-istilah dalam permainan catur. 

Sumber glosarium ini berasal dari Wikipedia sedangkan pengkodean dokumennya berasal dari salah seorang anggota forum. Penataan halaman dan struktur dokumen dilakukan oleh paket fancyhdr dan titlesec, sedangkan entri istilah menggunakan makro:
\newcommand{\dict}[3]{%
        \markboth{#1}{#1}%
        \par\vspace{0.25\baselineskip}%
        \phantom{#1} {\color{DarkSlateGray}\sl\textbf{#2}} #3%
    }
Contoh ini baru memuat istilah untuk huruf "A" sehingga belum menyertakan tautan rujukan antaristilah. Untuk huruf "B" dan seterusnya dapat Anda lanjutkan sendiri. Ini sangat mudah karena tiap "huruf" tersebut dimuat dalam bagian (section). Bila semua entri sudah tersusun, tinggal memasang paket hyperref untuk mengaitkan perujukannya.
Demikian semoga bermanfaat.

Adjie Gumarang Pujakelana 2014






\documentclass[a4paper,oneside,10pt]{scrbook}
\usepackage[margin=2cm]{geometry}
\usepackage{graphicx}
 \usepackage{fancyhdr,multicol}
 \usepackage[bf,sf,center]{titlesec}
\usepackage[svgnames]{xcolor}
\usepackage{xskak}

% Text encoding 
 \usepackage[indonesian]{babel}
 \usepackage[T3,OT2,T1]{fontenc}
 \usepackage[utf8]{inputenc}
 \usepackage[noenc]{tipa}

% Font
\usepackage{PTSansCaption}
\renewcommand{\sfdefault}{PTSansCaption-TLF}
 \addtokomafont{section}{\centering}

% Headers and footers
 \fancyhf{}
    \fancyhead[L]{\color{DarkSlateGray}\rightmark}
    \fancyhead[R]{\color{DarkSlateGray}\leftmark}
    \fancyhead[C]{\textbf{\textsf{\thepage}}}

    \renewcommand{\headrulewidth}{0.4pt}
 \setlength{\columnsep}{20pt}
 \setlength{\columnseprule}{0.4pt}
 \setlength{\parindent}{15pt}

% Entry command : \dict{}{}
    \newcommand{\dict}[3]{%
        \markboth{#1}{#1}%
        \par\vspace{0.25\baselineskip}%
        \phantom{#1} {\color{DarkSlateGray}\sl\textbf{#2}} #3%
    }

\pagestyle{fancy}

\usepackage{amssymb} % produce the "\thicksim" symbol, the wave line before the derivative words from the headword %

\begin{document}

\section*{A}
\begin{multicols}{2}
\color{SaddleBrown}
\dict{absolute pin}{absolute pin}
Suatu pemakuan {\sl pin} terhadap raja disebut mutlak jika perwira yang terpaku itu tidak dapat melangkah secara sah (karena langkahnya itu akan membuka raja sehingga terkena skak). Lihat {\sl pin} relatif.
\dict{active}{active}
1.  Menjelaskan suatu perwira yang menguasai sejumlah petak, atau suatu perwira yang memiliki sejumlah petak yang tersedia untuk langkah selanjutnya.
2.  Suatu "pertahanan aktif" adalah suatu pertahanan yang menggunakan ancaman atau serangan balik.\\ Antonim: pasif.
 \dict{adjournment}{adjournment}
Penundaan dari permainan catur dengan maksud untuk menyelesaikannya nanti. Hal itu begitu sangat umum dalam kompetisi tingkat tinggi, sering kali terjadi segera setelah kendali waktu pertama, tetapi praktik ini telah ditinggalkan karena munculnya analisis komputer. Lihat langkah sampul.
\begin{center}
\includegraphics[width=0.75\columnwidth]{gbr1.jpg}\\
Sampul yang digunakan untuk penundaan permainan dari pertandingan Efim Geller vs Bent Larsen, Copenhagen 1966
\end{center}
\dict{adjudication}{adjudication}
Keputusan oleh seorang pemain catur kuat ({\sl adjudicator}) atas hasil pertandingan yang belum selesai. Praktik ini sekarang jarang terjadi dalam ajang {\sl over-the-board}, tetapi memang terjadi dalam catur {\sl online} ketika salah seorang pemain menolak untuk melanjutkan setelah penundaan.
\dict{adjust}{adjust (lihat Touch-move rule)}
Mengatur posisi suatu buah catur pada petaknya tanpa dituntut untuk memindahkannya. Seorang pemain dapat melakukan hal ini hanya pada gilirannya untuk melangkah, dan dia pertama kali harus mengatakan "Saya mengatur", atau setara dengan bahasa Prancis "{\sl J'adoube}".
\dict{advanced pawn}{advanced pawn}
Suatu bidak yang berada pada pihak lawan dari papan catur (baris kelima atau lebih tinggi). Bidak depan mungkin lemah jika berlebihan, kurang dukungan dan sulit untuk dipertahankan, atau kuat jika mengekang lawan dengan membatasi pergerakannya. Suatu bidak depan yang bebas yang mengancam untuk promosi dapat dirasakan sangat kuat.
\dict{advantage}{advantage}
Suatu posisi yang lebih baik dengan berpeluang untuk memenangi permainan. Faktor penilaiannya dapat mencakup ruang, waktu, materi, dan ancaman.
\dict{Alekhine's gun}{Alekhine's gun}
Sebuah formasi di mana Menteri mendukung dua Benteng pada lajur yang sama.
\begin{center}
\includegraphics[width=0.75\columnwidth]{gbr2.jpg}\\
{\sl Alekhine's gun}
\end{center}
\dict{algebraic notation}{algebraic notation}
Cara standar untuk mencatat langkah-langkah dari permainan catur, menggunakan koordinat alfanumerik atas petak-petaknya.
\dict{amateur}{amateur}
Perbedaan antara profesional dan amatir tidak terlalu penting dalam catur karena para amatir dapat memenangi hadiah, menerima biaya penampilan, dan mendapatkan gelar apapun, termasuk Juara Dunia. Pada abad ke-19, "Amatir" kadang-kadang digunakan dalam skor permainan yang diterbitkan untuk menyembunyikan nama pemain yang kalah dalam pertandingan {\sl Master} vs Amatir. Dianggap tidak sopan bila menggunakan nama pemain tanpa izin, dan pemain profesional tidak ingin kehilangan pihak yang membayarnya. Lihat juga NN atau N.N.
\dict{analysis}{analysis}
Kajian posisi untuk menentukan permainan terbaik bagi kedua belah pihak.
\dict{annotation}{annotation}
Komentar tertulis tentang permainan dengan menggunakan gabungan dari komentar, simbol dan/atau notasi catur.
\dict{announced mate}{announced mate}
Praktik, umumnya pada abad ke-19, dimana pemain akan mengumumkan urutan langkah, yang diyakininya merupakan permainan terbaik bagi kedua belah pihak, yang mengarah ke skakmat secara paksa untuk pemain yang mengumumkan dalam jumlah tertentu langkah (misalnya, "mat dalam lima langkah").
\dict{antipositional}{antipositional}
Suatu langkah atau perencanaan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip permainan posisional. Antiposisional digunakan untuk menggambarkan langkah-langkah yang merupakan bagian dari perencanaan yang salah, bukan kesalahan yang dibuat ketika berusaha untuk mengikuti perencanaan yang benar. Langkah-langkah antiposisional sering kali langkah-langkah bidak; karena bidak tidak bisa melangkah mundur untuk kembali ke petak yang baru saja ditinggalkannya, langkah majunya sering kali menciptakan kelemahan yang tidak dapat diperbaiki.
\dict{Anti-Sicilian}{Anti-Sicilian}
Sebuah variasi pembukaan yang digunakan Putih terhadap Pertahanan Sisilia (1.e4 c5) selain dari rencana yang paling umum 2.\symknight f3 diikuti oleh 3.d4 cxd4 4.\symknight xd4 (Sisilia Terbuka). Beberapa antiSisilia termasuk Variasi Alapin (2.c3), Variasi Moskow (2.\symknight f3 d6 3.\symbishop b5+), Variasi Rossolimo (2.\symknight f3 \symknight c6 3.\symbishop b5), Serangan {\sl Grand Prix} (2.\symknight c3 \symknight c6 3.f4 g6 4.\symknight f3 \symbishop g7 dan sekarang 5.\symbishop c4 atau 5.\symbishop b5), Sicilian Tertutup (2.\symknight c3 diikuti oleh g3 dan \symbishop g2), Gambit Smith-Morra (2.d4 cxd4 3.c3), dan Gambit Wing (2.b4) .
\dict{arbiter}{arbiter (Lihat International Arbiter)}
\dict{Armageddon chess}{Armageddon chess}
Sebuah permainan yang, di bawah aturan turnamen, dianggap sebagai kemenangan bagi Hitam jika berakhir imbang. Biasanya aturan turnamen memungkinkan Putih lebih banyak waktu daripada Hitam dalam permainan tersebut: perbedaan itu dapat bervariasi; biasanya dalam Kejuaraan Dunia FIDE, Putih memiliki enam menit, sementara Hitam hanya memiliki lima menit, tetapi dalam Kejuaraan Catur Dunia 2012 digunakan kendali waktu: 5 menit untuk Putih, 4 menit untuk Hitam; ditambah 3 detik tambahan per langkah dari langkah 60. Format ini biasanya digunakan dalam babak {\sl playoff tie-breaker} ketika permainan {\sl blitz} pendek belum terselesaikan dalam {\sl tie-break}.
\dict{artificial castling}{artificial castling}
Mengacu pada manuver beberapa langkah terpisah oleh Raja dan Benteng di mana akhirnya seolah-olah mereka telah rokade. Juga dikenal sebagai {\sl castling by hand}.
\dict{attack}{attack}
Serangan, baik jangka pendek (misalnya, setelah 1.e4 \symknight f6, Hitam menyerang bidak Putih di e4) atau jangka panjang, misalnya dalam bentuk serangan mat berkesinambungan terhadap Raja lawan atau serangan kecil terhadap struktur bidak sayap menteri lawan. Lihat {\sl defence}.
\dict{attraction}{attraction}
Pengorbanan perwira kecil atau besar untuk mengeluarkan raja lawan. Sebagai contoh, jika raja Hitam telah rokade dan berada pada petak g8, Putih dapat berusaha untuk menarik raja itu dengan menggunakan langkah paksa seperti \symbishop xh7+, diikuti oleh \symknight g5+ dll. Lihat {\sl decoy}.
\dict{automaton}{automaton}
Sebuah mesin permainan catur yang beroperasi sendiri. Daya tarik populer pada abad ke-18 dan ke-19, perangkat ini telah memperdaya bawah kendali dari pemain manusia. Mesin permainan catur "{\sl automaton}" yang paling terkenal adalah {\sl The Turk}.
\end{multicols}

\newpage
\section*{B}
\begin{multicols}{2}
\color{SaddleBrown}
\dict{B}{B}
Symbol used for the bishop when recording chess moves in English.%
\dict{back rank}{back rank}
A player's first rank (the one on which the pieces stand in the starting position); White's back rank is Black's eighth rank, and vice versa.
\dict{back-rank mate}{back-rank mate}
A checkmate delivered by a rook or queen along a back rank from which the mated king is unable to move because it is blocked by friendly pieces (usually pawns) on the second rank. This is also sometimes referred to as a back-row mate.
\dict{back-rank weakness}{back-rank weakness}
A situation in which a player is under threat of a back-rank mate and, having no time/option to create an escape for the king, must constantly watch and defend against that threat, for example by keeping a rook on the back rank.
\dict{backward pawn}{backward pawn}
A pawn that is behind a pawn of the same color on an adjacent file and that cannot be advanced with the support of another pawn.
\dict{bad bishop}{bad bishop}
A bishop that is hemmed in by the player's own pawns. See also good bishop.
\begin{center}
\includegraphics[width=0.75\columnwidth]{gbr3.jpg}\\
White has a bad bishop, Black has a good bishop (Evans 1967:66).
\end{center}
\dict{bare king}{bare king}
A position in which a king is the only man of its color on the board.
\dict{battery}{battery}
An arrangement of two pieces in line with the enemy king on a rank, file, or diagonal so that if the middle piece moves a discovered check will be delivered. The term is also used in cases where moving the middle piece will uncover a threat along the opened line other than a check.
\dict{BCF}{BCF}
British Chess Federation, the former name of the English Chess Federation. See ECF.
\dict{BCM}{BCM}
An abbreviation for the British Chess Magazine.
\dict{BCO}{BCO}
An abbreviation for the 1982 openings reference book Batsford Chess Openings, by Raymond Keene and Garry Kasparov. The second edition (1989) is often called BCO-2. Cf. ECO and MCO.
\dict{bind}{bind}
A strong grip or stranglehold on a position that is difficult for the opponent to break. A bind is usually an advantage in space created by advanced pawns. The Mar\'{o}czy Bind is a well-known example. See also squeeze.
\dict{bishop}{bishop}
{\large\symbishop}\ a piece in the board game of chess. Each player begins the game with two bishops. One starts between the king's knight and the king, the other between the queen's knight and the queen. In algebraic notation the starting squares are c1 and f1 for White's bishops, and c8 and f8 for Black's bishops.
\dict{bishop pair}{bishop pair}
In open positions, two bishops are considered to have an advantage over two knights or a knight and a bishop. (In closed positions knights may be more valuable than bishops.) The player with two bishops is said to have the bishop pair. Some evaluation systems count the bishop pair as worth half a pawn, see Chess piece relative value\#Alternate valuations.
\dict{bishop pawn}{bishop pawn}
A pawn on the bishop's file, i.e. the c-file or f-file.
\dict{opposite colors}{bishops on opposite colors (or bishops of opposite colors)}
A situation in which one player has only his light-square bishop remaining while the other has only his dark-square bishop remaining. In endgames, this often results in a draw if there are no other pieces (only pawns), even if one side has a material advantage of one, two or even three pawns, since the bishops control different squares (see Opposite-colored bishops endgame). In the middlegame, however, the presence of opposite-colored bishops imbalances the game and can lead to mating attacks, since each bishop attacks squares that cannot be covered by the other.
\dict{black}{black}
The dark-colored squares on the chessboard are often referred to as "the black squares" even though they are often some other dark color. Similarly, "the black pieces" are sometimes actually some other (usually dark) color. See also white.
\dict{Black}{Black (see White and Black in chess)}
The designation for the player who moves second, even though his pieces ("the black pieces") are sometimes actually some other (usually dark) color. See also White and first-move advantage.
\dict{blind chess}{blind chess}
See Kriegspiel.
\dict{blindfold chess}{blindfold chess}
A form of chess in which one or both players are not allowed to see the board.
\dict{Blitz chess}{Blitz chess (see Fast chess)}
A fast form of chess (from German Blitz, "lightning") with a very short time limit, usually 3 or 5 minutes per player for the entire game. With the advent of electronic chess clocks, the time remaining is often incremented by 1 or 2 seconds per move.
\dict{blockade}{blockade}
A strategic placement of a minor piece directly in front of an enemy pawn, where it restrains the pawn's advance and gains shelter from attack. Blockading pieces are often overprotected.
\dict{blunder}{blunder}
A very bad move, an oversight (indicated by "??" in notation).
\dict{board}{board}
See chessboard.
\dict{Boden's Mate}{Boden's Mate}
Boden's Mate, named for Samuel Boden, is a checkmate pattern in which the king, usually having castled queenside, is checkmated by two crisscrossing bishops. Immediately prior to delivering the mate, the winning side typically plays a queen sacrifice on c3 or c6 to set up the mating position.
\begin{center}
\includegraphics[width=0.75\columnwidth]{gbr4.jpg}\\
Boden's Mate
\end{center}
\dict{book draw}{book draw}
An endgame position known to be a draw with perfect play. Historically this was established by reference to chess endgame literature, but in simplified positions (currently six pieces or fewer[citation needed]) computer analysis in an endgame tablebase can be used.
\dict{book move}{book move}
An opening move found in standard reference books on opening theory. A game is said to be "in book" when both players are playing moves found in the opening references. A game is said to be "out of book" when the players have reached the end of the variations analyzed in the opening books, or if one of the players deviates with a novelty (or a blunder).
\dict{book win}{book win}
An endgame position known to be a win with perfect play. Historically this was established by reference to chess endgame literature, but in simplified positions (currently six pieces or fewer[citation needed]) computer analysis in an endgame tablebase can be used.
\dict{break}{break}
A pawn advance or capture that opens a blocked position.
\dict{breakthrough}{breakthrough}
Destruction of a seemingly strong defense, often by means of a sacrifice.
\dict{brevity}{brevity}
[chiefly British] See miniature.
\dict{brilliancy}{brilliancy}
A spectacular and beautiful game of chess, generally featuring sacrificial attacks and unexpected moves. Brilliancies are not always required to feature sound play or the best moves by either side.
\dict{brilliancy prize}{brilliancy prize}
A prize awarded at some tournaments for the best brilliancy played in the tournament.
\dict{Bronstein delay}{Bronstein delay}
A time control method with time delay, invented by David Bronstein. When it becomes a player's turn to move, the clock waits for the delay period before starting to subtract from the player's remaining time.
\dict{Bughouse chess}{Bughouse chess}
A popular chess variant played on two chessboards by four players in teams of two. Normal chess rules apply, except that captured pieces on one board are passed on to the players of the other board, who then have the option of putting these pieces on their board.
\begin{center}
\includegraphics[width=0.75\columnwidth]{gbr5.jpg}\\
A game of bughouse chess in progress
\end{center}
\dict{building a bridge}{building a bridge}
Making a path for a king by providing protective cover against checks from line-pieces. A well-known example is the Lucena position.
\dict{Bullet chess}{Bullet chess (see Fast chess)}
A form of chess in which each side has 1 minute to make all their moves.
\dict{bust}{bust}
Colloquial term for a refutation of an opening, or of previously published analysis. A famous example is Bobby Fischer's 1961 article "A Bust to the King's Gambit" in which he wrote, "In my opinion, the King's Gambit is busted. It loses by force."
\dict{bye}{bye}
A tournament round in which a player does not have a game, usually because there are an odd number of players. A bye is normally scored as a win (1 point), although in some tournaments a player is permitted to choose to take a bye (usually in the first or last round) and score it as a draw ($\frac{1}{2}$ point).
\end{multicols}

\end{document}




Sunday, June 22, 2014

Notulen Rapat

Ketika Anda menjadi pencatat kegiatan rapat (dalam kepanitiaan, organisasi, sekolah, dll.), apa yang Anda gunakan? Bagaimana pula hasil rapat itu Anda dokumentasikan?
Nah, untuk keperluan ini $\small\LaTeX$ telah menyediakan kelas dokumen untuk dokumentasi risalah atau notulen rapat (meeting minutes). Kelas dokumen ini bernama meetingmins, yang dbuat oleh Brian D. Beitzel. Anda dapat memperoleh dan mempelajari kelas ini di CTAN.
Dalam pengantarnya disebutkan bahwa kelas ini mendukung pembuatan kumpulan notulen, dengan fitur-fitur:

  • mendukung tugas-tugas (siapa, jadwal, apa, waktu penyelesaian;
  • memungkinkan pembuatan daftar tugas terbuka;
  • pencantuman tugas-tugas terbuka dari notulen-notulen lainnya;
  • mendukung untuk lampiran;
  • mendukung penanggalan jadwal (dalam perencanaan: akan mendukung paket calendar);
  • menyediakan versi berbeda ('bagian rahasia'); dan
  • Makro untuk penilaian dan keputusan (daftar keputusan).
Fitur-fitur tersebut akan tampak jelas setelah Anda mempelajari contoh dokumen di bawah ini.
Yang khas dari kelas dokumen ini adalah adanya kondisi 'rahasia', yaitu bagian dari proses atau hasil rapat yang tidak ingin dipublikasikan (tidak tercetak) tetapi tercatat dalam notulen. Ini dimuat dengan kode:
\begin{hiddenitems}
bla bla bla ....
\end{hiddenitems}
atau
\begin{hiddensubitems}
bla bla bla ....
\end{hiddensubitems}
Selain itu juga dapat dicatat penetapan tanggal rapat berikutnya, dan ini pun tidak tercetak. Ini dimuat dengan kode:
\nextmeeting{bla bla bla ....}
Untuk contoh dokumen berikut ini saya telah mengubah kelas dokumen semula pada judul (penanggalan) agar berbahasa Indonesia. Kelas meetingmins.cls yang telah saya ubah dapat anda unduh di sini.
Demikian semoga bermanfaat.

Adjie Gumarang Pujakelana 2014




Xe$\small\LaTeX$: Doa Menyambut Ramadhan

Ini tulisan keempat tentang teknis penulisan huruf Arab dengan menggunakan $\small\LaTeX$. Ketiga tulisan lainnya dapat Anda lihat di sini, di sana, dan di sono. Demi menyambut kehadiran "tamu agung", kembali saya menuliskannya dan hasilnya dapat Anda lihat di samping ini.

Seperti sudah disampaikan di sini, untuk ketepatan dalam penyusunan naskah bertuliskan huruf Arab, saya gunakan paket arabxetex dengan typeset Xe$\small\LaTeX$, bukan paket arabtex. Hal ini juga atas beberapa keluhan dan tanggapan di forum.

Untuk tulisan ini lebih dulu saya susun teks Arab dengan menggunakan TeX Live 2013 dan saya namai "Arabarab", kemudian file PDF yang dihasilkan saya sisipkan ke dalam dokumen baru yang saya susun dalam PDF$\small\LaTeX$ melalui ShareLaTeX: Online LaTeX Editor ShareLaTeX. Adapun materi doa yang saya gunakan berkenaan dengan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dan doa tersebut saya kutip dari Betawi Edge.
Pengkodeannya saya buat sebagai berikut:
\documentclass[11pt,a4]{scrartcl}
\title{Doa Menyambut Ramadhan}
\usepackage[svgnames]{xcolor}
\usepackage{calligra}
\usepackage{fontspec}
\defaultfontfeatures{Ligatures=TeX}
\setmainfont{Linux Libertine O}
\setsansfont{Linux Biolinum O}

\usepackage[
  top=0cm,
left=3cm,
  right=3cm,
bottom=0cm,
  headheight=0pt,
  margin=1.5cm
 ]{geometry}
\usepackage{calligra}
\usepackage{arabxetex}
\newfontfamily\arabicfont[Script=Arabic]{Amiri}

\begin{document}
\pagenumbering{gobble}
\color{SaddleBrown}\bfseries
\begin{center}
\color{DarkSlateGray}\Huge\sf 
Doa Menyambut Ramadhan
\end{center}

\bigskip
\newcommand{\hamzaB}{\char"200D\char"0640\raise-.95ex\hbox{\char"0654}\char"200D}
\begin{arab}[fullvoc]
\Huge\setlength\parindent{0pt}
BASMALA\\

 al-ll_a-humma .salli `al_A sayyidinA mu.hammad wa`al_A  'Ali sayyidinA mu.hammad \\
al-ll_a-hu akbar,\\ 
al-ll_a-humma ahillah_u `alaynA bi-'l-yumni wa-al-'iy"_mAn, wa-'l-ssalamaTi wa-al-'is"lAmi, wa-'l-ttawfiqi li__mA tu.hibbu wa-tar.d_A, rabbI warabbuka-al-ll_ahu\\
al-ll_a-humma |"A|r-zuqnA _hayrah_u wabarakatah_u wan__uwrah_u wana`uw_zu bika min ^sarrih_i wa ^sarri mA ba`dah_u\\
al-ll_a-humma |"A|j`alh_u ^sahra barakaTiN wan_uwraN wa'ajraN wamu`A-fA-TaN wari.dwAnaN mina 'l-rra.hma___ani wajiwAraN mina 'l-^s^say.tAni,\\
al-ll_a-humma 'innaka qA-simuN fiyhi ba__yna `ibAdika 'l-.s.sAli.hiyna\\
'Aamiy____n
\end{arab}

\vspace{7.45cm}
{\Large\color{Khaki}Sumbawa Besar, 22 Juni 2014}

{\color{White}\Huge\bfseries\calligra Adjie Gumarang Pujakelana}

\end{document}
Pada dokumen utama saya menyertakan paket background agar teks Arab yang saya sisipkan dilatarbelakangi oleh gambar (background/wallpaper), dalam hai ini saya sesuaikan skalanya. Gambar latar ini saya ambil dari Google dan saya namai "Frame2". 
Berikut ini pengkodean seelengkapnya dan dokumen yang dihasilkannya.
\documentclass{article}
\usepackage[
  top=0in,
  left=2cm,
  right=2cm,
  headheight=0pt
 ]{geometry}
\usepackage[T1]{fontenc}
\usepackage{calligra}
\usepackage{background}
\backgroundsetup{
scale=2.2,
angle=0,
opacity=1,  %% adjust
contents={\includegraphics[width=\paperwidth,height=\paperheight]{Frame2}}
}

\begin{document}
\pagenumbering{gobble}

\begin{figure}[width\textwidth]
\setlength{\leftskip}{2cm}
\includegraphics[width=\textwidth]{Arabarab.pdf}
\end{figure}

\end{document}



Demikian semoga bermanfaat.

Adjie Gumarang Pujakelana 2014


Friday, June 20, 2014

Presentasi Bergaya Keynote

Ini salah satu tema presentasi Beamer yang saya sukai. Tema ini mengacu pada gaya presentasi Keynote dari Apple.
Tak usah galau, tema ini tersedia pada ShareLaTeX dan dapat langsung digunakan. Bila Anda berniat untuk memanfaatkannya, silakan mendaftar di sini:
Online LaTeX Editor ShareLaTeX

Seperti Anda lihat di samping, materi yang saya tampilkan ditujukan kepada para Guru Matematika yang sudah atau akan menerapkan Kurikulum 2013 (K13) di sekolahnya. 

Untuk menyesuaikan dengan warna pada logo K13 (dan warna latar foto saya, hehehe ...), saya gunakan pewarnaan dengan svgnames:
\documentclass[10pt,svgnames]{beamer}
lalu memilih warna SteelBlue:
\setbeamercolor{structure}{fg=SteelBlue}
Untuk huruf saya gunakan Palatino:
\renewcommand\sfdefault{ppl}
\renewcommand\familydefault{\sfdefault}
\usepackage{mathpazo}
Logo K13 saya tempatkan pada tiap slide dengan menggunakan texpos:
\usepackage{textpos} 
\addtobeamertemplate{frametitle}{}{%
    \begin{textblock*}{100mm}(\textwidth,-1cm)
        \includegraphics[height=1cm,width=1cm]{K13}
    \end{textblock*}}
tetapi saya tak ingin memuat judul slide pada halaman judul (titlepage), maka saya gunakan [plain,t]:
\begin{frame}[plain,t]
  \titlepage
\end{frame}
Adapun materi yang tercantum pada dokumen ini bersumber dari Buku Guru MATEMATIKA SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi 2014, dengan beberapa perbaikan redaksional.
Demikian semoga bermanfaat.

Adjie Gumarang Pujakelana 2014
\documentclass[10pt,svgnames]{beamer}
\usepackage{mathpazo}

\usepackage{amsmath, amsfonts, epsfig, xspace}
\usepackage{algorithm,algorithmic}
\usepackage{pstricks,pst-node}
\usepackage{multimedia}
\usepackage[normal,tight,center]{subfigure}
\setlength{\subfigcapskip}{-.5em}
\usepackage{beamerthemesplit}
\usetheme{lankton-keynote}
\usepackage[indonesian]{babel}
\usepackage{ragged2e}
\justifying
\usepackage{textpos} 

\addtobeamertemplate{frametitle}{}{%
    \begin{textblock*}{100mm}(\textwidth,-1cm)
        \includegraphics[height=1cm,width=1cm]{K13}
    \end{textblock*}}

\author[Sulaeman]{\includegraphics[scale=0.3]{Pujakelana} \\Sulaeman, S.Pd.}

\title[Model Pembelajaran\hspace{2em}\insertframenumber/\inserttotalframenumber]{Unsur Utama\\ Model Pembelajaran}

\date{\today} %leave out for today's date to be insterted

\institute{SMK Negeri 2 Sumbawa Besar}

\begin{document}
\begin{frame}[plain,t]
  \titlepage
\end{frame}
 
\begingroup
  \begin{frame}
  \frametitle{Ikhtisar}
  \tableofcontents[sectionstyle=show/show,subsectionstyle=show/show/shaded]
  \end{frame}
  \endgroup

\section{Pengantar}  % add these to see outline in slides

\begin{frame}
  \frametitle{Pengantar}
Model pembelajaran yang diterapkan dalam Kurikulum 2013 dilandasi oleh teori pembelajaran yang menganut paham konstruktivistik, seperti 
  \begin{itemize}
\item \emph{Project-Based Learning},
\item \emph{Problem- Based Learning}, dan
\item \emph{Discovery Learning} 
\end{itemize}
dengan pendekatan \emph{scientific learning} melalui proses mengamati, menanya, menalar, mencoba, membangun jejaring dan menghubungkan berbagai informasi terkait pemecahan masalah \emph{real world}, analisis data, dan menarik kesimpulan. Proses pembelajaran memberi perhatian pada aspek-aspek kognisi dan mengangkat berbagai masalah \emph{real world} yang sangat mempengaruhi aktivitas dan perkembangan mental siswa selama proses pembelajaran dengan prinsip bahwa
\end{frame}

\begin{frame}
  \frametitle{Prinsip Pembelajaran}
  \begin{enumerate}
  \item<1-> setiap anak lahir, tumbuh dan berkembang dalam matriks sosial tertentu dan telah memiliki potensi, 
  \item<2-> cara berpikir, bertindak, dan persepsi setiap orang dipengaruhi nilai budayanya, 
  \item<3-> matematika adalah hasil konstruksi sosial dan sebagai alat penyelesaian masalah kehidupan, dan 
\item<4-> matematika adalah hasil abstraksi pikiran manusia.
  \end{enumerate}
\end{frame}

\begin{frame}
  \frametitle{Metode Pembelajaran}
Metode pembelajaran yang diterapkan antara lain: 
\begin{itemize}
\item metode penemuan,
\item pemecahan masalah, 
\item tanya-jawab, 
\item diskusi dalam kelompok heterogen, \item pemberian tugas produk, 
\item unjuk kerja, dan 
\item projek. 
\end{itemize}

\medskip
Pembelajaran matematika yang diharapkan dalam praktik pembelajaran di kelas adalah
\end{frame}

\begin{frame}
  \frametitle{Praktik Pembelajaran}
  \begin{enumerate}
  \item pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa,\pause
  \item siswa diberi kebebasan berpikir memahami masalah, membangun strategi penyelesaian masalah, mengajukan ide-ide secara bebas dan terbuka,\pause
\item guru melatih dan membimbing siswa berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah,\pause
\item upaya guru mengorganisasikan bekerjasama dalam kelompok belajar, melatih siswa berkomunikasi menggunakan grafik, diagram, skema, dan variabel,\pause
\item seluruh hasil kerja selalu dipresentasikan di depan kelas untuk menemukan berbagai konsep, hasil penyelesaian masalah, aturan matematika yang ditemukan melalui proses pembelajaran.
  \end{enumerate}
\end{frame}

\section{Unsur Utama}
\begin{frame}
  \frametitle{Unsur Utama Pembelajaran}
Rancangan model pembelajaran yang diterapkan mengikuti 5 (lima) komponen utama model pembelajaran yang dijabarkan sebagai berikut.
\begin{enumerate}
\item {\color{Gold!50!Orange}Sintaks 
\item Sistem Sosial
\item Prinsip Reaksi
\item Sistem Pendukung
\item Dampak Instruksional dan Pengiring yang Diharapkan}
\end{enumerate}
\end{frame}

\subsection{Sintaks}
\begin{frame}
  \frametitle{Sintaks}
Pengelolaan pembelajaran terdiri 5 tahapan pembelajaran, yaitu:
\begin{itemize}
\item  {\color{Gold!50!Orange}Apersepsi}\\
Tahap apersepsi diawali dengan menginformasikan kepada siswa kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai siswa melalui pembelajaran materi yang akan diajarkan. Kemudian guru menumbuhkan persepsi positif dan motivasi belajar pada diri siswa melalui pemaparan manfaat materi matematika yang dipelajari dalam penyelesaian masalah kehidupan serta meyakinkan siswa, jika siswa terlibat aktif dalam merekonstruksi konsep dan prinsip matematika melalui penyelesaian masalah yang bersumber dari fakta dan lingkungan kehidupan siswa dengan strategi penyelesaian yang menerapkan pola interaksi sosial yang pahami siswa dan guru. 
\end{itemize}
\end{frame}

\begin{frame}
  \frametitle{Sintaks}
  \begin{itemize}
  \item[] Dengan demikian, siswa akan lebih baik menguasai materi yang diajarkan, imformasi baru berupa pengetahuan lebih bertahan lama di dalam ingatan siswa, dan pembelajaran lebih bermakna sebab setiap informasi baru dikaitkan dengan apa yang diketahui siswa dan menunjukkan secara nyata kegunaan konsep dan prinsip matematika yang dipelajari dalam kehidupan.
  \end{itemize}
  \end{frame}
  
\begin{frame}
  \frametitle{Sintaks}  
\begin{itemize}
\item {\color{Gold!50!Orange}Interaksi Sosial di antara Siswa, Guru, dan Masalah}\\
Pada tahap orientasi masalah dan penyelesaian masalah, guru meminta siswa
mencoba memahami masalah dan mendiskusikan hasil pemikiran melalui belajar kelompok. Pembentukan kelompok belajar menerapkan prinsip kooperatif, yakni keheterogenan anggota kelompok dari segi karakteristik (kemampuan dan jenis kelamin) siswa, berbeda budaya, berbeda agama dengan tujuan agar siswa terlatih bekerjasama, berkomunikasi, menumbuhkan rasa toleransi dalam perbedaan, saling memberi ide dalam penyelesaian masalah, saling membantu dan berbagi informasi. Guru memfasilitasi siswa dengan buku siswa, Lembar Aktivitas Siswa (LAS) dan Asesmen Otentik. 
  \end{itemize}
\end{frame}

\begin{frame}
  \frametitle{Sintaks}  
\begin{itemize}
\item[] Selanjutnya guru mengajukan permasalahan matematika yang bersumber dari lingkungan kehidupan siswa. Guru menanamkan nilai-nilai matematis (jujur, konsisten, tangguh menghadapi masalah) dan nilai-nilai budaya agar para siswa saling berinteraksi secara sosiokultural, memotivasi dan mengarahkan jalannya diskusi agar lebih efektif, serta mendorong siswa bekerjasama. 

Selanjutnya, guru memusatkan pembelajaran pada siswa dalam kelompok
belajar untuk menyelesaikan masalah. Guru meminta siswa memahami masalah secara individu dan mendiskusikan hasil pemikirannya dalam kelompok, dan dilanjutkan berdialog secara interaktif (berdebat, bertanya, mengajukan ide-ide, berdiskusi) dengan kelompok lain dengan arahan guru.
  \end{itemize}
\end{frame} 

\begin{frame}
  \frametitle{Sintaks}  
\begin{itemize}
\item[] Antar anggota kelompok saling bertanya-jawab, berdebat, merenungkan hasil pemikiran teman, mencari ide dan jalan keluar penyelesaian masalah. Setiap kelompok memadu hasil pemikiran dan menuangkannya dalam sebuah LAS yang dirancang guru. Jika semua anggota kelompok mengalami kesulitan memahami dan menyelesaikan masalah, maka salah seorang dari anggota kelompok bertanya pada guru sebagai panutan. Selanjutnya guru memberi \emph{scaffolding}, yaitu berupa pemberian petunjuk, memberi kemudahan pengerjaan siswa, contoh analogi, struktur, bantuan jalan keluar sampai saatnya siswa dapat mengambil alih tugas-tugas penyelesaian masalah.
  \end{itemize}
\end{frame}

% \section{Conclusion} % add these to see outline in slides

\begin{frame}
  \frametitle{Sintaks}  
\begin{itemize}
\item {\color{Gold!50!Orange}Mempresentasikan dan Mengembangkan Hasil Kerja}\\
Pada tahapan ini, guru meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya di depan kelas dan memberi kesempatan pada kelompok lain memberi tanggapan berupa kritikan disertai alasan-alasan, masukan bandingan pemikiran. Sesekali guru mengajukan pertanyaan menguji pemahaman/penguasaan penyaji dan dapat ditanggapi oleh kelompok lain. Kriteria untuk memilih hasil diskusi kelompok yang akan dipresentasikan antara lain: jawaban kelompok berbeda dengan jawaban dari kelompok lain, ada ide penting dalam hasil diskusi kelompok yang perlu mendapat perhatian khusus. Dengan demikian kelompok penyaji bisa lebih dari satu. 
  \end{itemize}
\end{frame}

\begin{frame}
  \frametitle{Sintaks}  
\begin{itemize}
\item[] Selama presentasi hasil kerja, guru mendorong terjadinya diskusi kelas dan mendorong siswa mengajukan ide-ide secara terbuka dengan menanamkan nilai \emph{soft skill}.

Tujuan tahapan ini adalah untuk mengetahui keefektifan hasil diskusi dan hasil kerja kelompok pada tahapan sebelumnya. Dalam penyajiannya, kelompok penyaji akan diuji oleh kelompok lain dan guru tentang penguasaan dan pemahaman mereka atas penyelesaian masalah yang dilakukan. Dengan cara tersebut dimungkinkan tiap- tiap kelompok mendapatkan pemikiran-pemikiran baru dari kelompok lain atau alternatif jawaban yang lain yang berbeda. Sehingga pertimbangan-pertimbangan secara objektif akan muncul di antara siswa.
  \end{itemize}
\end{frame}

\begin{frame}
  \frametitle{Sintaks}  
\begin{itemize}
\item[] Tujuan lain tahapan ini adalah melatih siswa terampil menyajikan hasil kerjanya melalui penyampaian ide-ide di depan umum (teman satu kelas). Keterampilan menghubungkan ide-ide tersebut adalah salah satu kompetensi yang dituntut dalam pembelajaran berdasarkan masalah, untuk memampukan siswa berinteraksi/berkolaborasi dengan orang lain.
  \end{itemize}
\end{frame}

\begin{frame}
  \frametitle{Sintaks}  
\begin{itemize}
\item {\color{Gold!50!Orange}Temuan Objek Matematika dan Penguatan Skemata Baru}\\
Objek-objek matematika berupa model (contoh konsep) yang diperoleh dari proses dan hasil penyelesaian masalah dijadikan bahan inspirasi dan abstraksi konsep melalui penemuan ciri-ciri konsep oleh siswa dan mengkonstruksi konsep secara ilmiah. Setelah konsep ditemukan, guru melakukan teorema pengontrasan melalui pengajuan contoh dan bukan contoh. Dengan mengajukan sebuah objek, guru meminta siswa memberi alasan, apakah objek itu termasuk contoh atau bukan contoh konsep.

Guru memberi kesempatan bertanya atas hal-hal yang kurang dipahami. Sesekali guru menguji pemahaman siswa atas konsep dan prinsip yang ditemukan, serta melengkapi hasil pemikiran siswa dengan memberikan contoh dan bukan contoh konsep. 
  \end{itemize}
\end{frame} 

\begin{frame}
  \frametitle{Sintaks}  
\begin{itemize}
\item[] Berdasar konsep yang ditemukan/direkonstruksi, diturunkan beberapa sifat dan aturan-aturan. Selanjutnya siswa diberi kesempatan mengerjakan soal-soal tantangan untuk menunjukkan kebergunaan konsep dan prinsip matematika yang dimiliki.
\item {\color{Gold!50!Orange}Menganalisis dan Mengevaluasi Proses dan Hasil Penyelesaian Masalah}\\
Pada tahapan ini, guru membantu siswa atau kelompok mengkaji ulang hasil
penyelesaian masalah, menguji pemahaman siswa dalam proses penemuan konsep dan prinsip. Selanjutnya, guru melakukan evaluasi materi akademik dengan pemberian kuis atau meminta siswa membuat peta konsep atau memberi tugas dirumah atau membuat peta materi yang dipelajari.
  \end{itemize}
\end{frame}

\subsection{Sistem Sosial}
\begin{frame}
  \frametitle{Sistem Sosial}
Pengorganisasian siswa selama proses pembelajaran menerapkan pola
pembelajaran kooperatif. Dalam interaksi sosio kultural di antara siswa dan temannya, guru selalu menanamkan nilai-nilai \emph{soft skill} dan nilai matematis. Siswa dalam kelompok saling bekerjasama dalam menyelesaikan masalah, saling bertanya/ berdiskusi antara siswa yang lemah dan yang pintar, kebebasan mengajukan pendapat, berdialog dan berdebat, guru tidak boleh terlalu mendominasi siswa, bersifat membantu dan gotong royong) untuk menghasilkan penyelesaian masalah yang disepakati bersama. Dalam interaksi sosiokultural, para siswa diizinkan berbahasa daerah dalam menyampaikan pertanyaan, kritikan, pendapat terhadap temannya maupun pada guru.
\end{frame}

\subsection{Prinsip Reaksi}
\begin{frame}
  \frametitle{Prinsip Reaksi}
Model pembelajaran yang diterapkan dalam Kurikulum 2013 dilandasi teori konstruktivistik dan nilai budaya dimana siswa belajar yang memberi penekanan pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga fungsi guru sebagai fasilitator, motivator dan mediator dalam pembelajaran. Tingkah laku guru dalam menanggapi hasil pemikiran siswa berupa pertanyaan atau kesulitan yang dialami dalam menyelesaikan masalah harus bersifat mengarahkan, membimbing, memotivasi dan membangkitkan semangat belajar siswa.\\
Untuk mewujudkan tingkah laku tersebut, guru harus memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan hasil pemikirannya secara bebas dan terbuka, mencermati pemahaman siswa atas objek matematika yang diperoleh dari proses dan hasil penyelesaian masalah,  
\end{frame}

\begin{frame}
  \frametitle{Prinsip Reaksi}
menunjukkan kelemahan atas pemahaman siswa dan memancing mereka menemukan jalan keluar untuk mendapatkan penyelesaian masalah yang sesungguhnya. Jika ada siswa yang bertanya, sebelum guru memberikan penjelasan/bantuan, guru terlebih dahulu memberi kesempatan pada siswa lainnya memberikan tanggapan dan merangkum hasilnya. Jika keseluruhan siswa mengalami kesulitan, maka guru saatnya memberi penjelasan atau bantuan/memberi petunjuk sampai siswa dapat mengambil alih penyelesaian masalah pada langkah berikutnya. Ketika siswa bekerja menyelesaikan tugas-tugas, guru mengendalikan jalannya diskusi dan memberikan motivasi agar siswa tetap berusaha menyelesaikan tugas-tugasnya.
\end{frame}

\subsection{Sistem Pendukung}
\begin{frame}
  \frametitle{Sistem Pendukung}
Agar model pembelajaran ini dapat terlaksana secara praktis dan efektif, guru diwajibkan membuat suatu rancangan pembelajaran yang dilandasi teori pembelajaran konstruktivis dan nilai \emph{soft skill} matematis yang diwujudkan dalam setiap langkah-langkah pembelajaran yang ditetapkan dan menyediakan fasilitas belajar yang cukup. Dalam hal ini dikembangkan buku model yang berisikan teori- teori pendukung dalam melaksanakan pembelajaran, komponen-komponen model, petunjuk pelaksanaan dan seluruh perangkat pembelajaran yang digunakan seperti rencana pembelajaran, buku guru, buku siswa, lembar kerja siswa, objek-objek abstraksi dari lingkungan budaya, dan media pembelajaran yang diperlukan.
\end{frame}

\subsection{Dampak Instruksional dan Pengiring yang Diharapkan}
\begin{frame}
  \frametitle{Dampak Instruksional dan Pengiring yang Diharapkan}
Dampak langsung penerapan pembelajaran ini adalah memampukan siswa merekonstruksi konsep dan prinsip matematika melalui penyelesaian masalah dan terbiasa menyelesaikan masalah nyata di lingkungan siswa. Pemahaman siswa terhadap obek-objek matematika dibangun berdasarkan pengalaman budaya dan pengalaman belajar yang telah dimiliki sebelumnya. Kebermaknaan pembelajaran yang melahirkan pemahaman, dan pemahaman mendasari kemampuan siswa mentransfer pengetahuannya dalam menyelesaikan masalah, berpikir kritis dan kreatif. Kemampuan menyelesaikan masalah tidak rutin menyadarkan siswa akan kebergunaan matematika. Kebergunaan akan menimbulkan motivasi belajar secara internal dari dalam diri siswa dan rasa memiliki terhadap matematika akan muncul sebab matematika yang dipamami adalah hasil rekonstruksi pemikirannya sendiri. Motivasi belajar secara internal akan menimbulkan kecintaan terhadap dewi matematika. 
\end{frame}

\begin{frame}
  \frametitle{Dampak Instruksional dan Pengiring yang Diharapkan}
Bercinta dengan dewi matematika berarti penyatuan diri dengan keab-strakan yang tidak memiliki batas atas dan batas bawah tetapi bekerja dengan simbol-simbol.

Selain dampak di atas, siswa terbiasa menganalisis secara logis dan kritis
memberikan pendapat atas apa saja yang dipelajari menggunakan pengalaman belajar yang dimiliki sebelumnya. Penerimaan individu atas perbedaan-perbedaan yang terjadi (perbedaan pola pikir, pemahaman, daya lihat dan kemampuan), serta berkembangnya kemampuan berkolaborasi antara siswa. Retensi pengetahuan matematika yang dimiliki siswa dapat bertahan lebih lama sebab siswa terlibat aktif di dalam proses penemuannya.
Dampak pengiring yang akan terjadi dengan penerapan model pembelajaran
berbasis konstruktivistik adalah siswa mampu menemukan kembali berbagai konsep dan aturan matematika dan menyadari betapa tingginya manfaat matematika bagi kehidupan sehingga dia tidak merasa terasing dari lingkungannya. 
\end{frame}  
  
\begin{frame}
  \frametitle{Dampak Instruksional dan Pengiring yang Diharapkan}  
Matematika sebagai ilmu pengetahuan tidak lagi dipandang sebagai hasil pemikiran dunia luar tetapi berada pada lingkungan budaya siswa yang bermanfaat dalam menyelesaikan permasalahan di lingkungan budayanya. Dengan demikian terbentuk dengan sendirinya rasa memiliki, sikap, dan persepsi positif siswa terhadap matematika dan budayanya. Siswa memandang bahwa matematika terkait dan inklusif di dalam budaya. Jika matematika bagian dari budaya siswa, maka suatu saat diharapkan siswa memiliki cara tersendiri memeliharanya dan menjadikannya \textbf{Landasan Makna} (Landasan makna dalam hal ini berpihak pada sikap, kepercayaan diri, cara berpikir, cara bertingkah laku, cara mengingat apa yang dipahami oleh siswa sebagai pelaku- pelaku budaya). Dampak pengiring yang lebih jauh adalah hakikat tentatif keilmuan, keterampilan proses keilmuan, otonomi dan kebebasan berpikir siswa, toleransi terhadap ketidakpastian dan masalah-masalah nonrutin.
\end{frame}

\begin{frame}
\Huge{\centerline{Selesai}}
\end{frame}

\end{document}




Tuesday, June 17, 2014

Presentasi Materi Catur?

Masih tentang presentasi, ini tulisan ketiga setelah ini dan itu. Kali ini saya menerapkannya pada bidang lain yang saya gemari, yaitu catur!
Sebagai permulaan saya ingin menjajaki tentang penulisan game dan diagram catur untuk materi presentasi dengan menggunakan kelas dokumen Beamer. Saya susun dokumen ini melalui ShareLaTeX. Gratis kok, silakan mendaftar dan manfaatkan situs tersebut untuk belajar menulis dokumen $\small\LaTeX$, seperti saya.

Untuk dokumen ini saya gunakan tema PaloAlto hasil kemasan Thomas Jansson dari Universitas Copenhagen. (Anda dapat menemukan tema ini pada ShareLaTeX dalam menu LaTeX Templates.)
Saya pilih paket xskak dan chessboard untuk menuliskan game dan diagram catur, sedangkan untuk menyandingkan keduanya saya gunakan paket adjustbox dan environment minipage dengan kode:
\adjustbox{valign=t}{\begin{minipage}{...\textwidth}
...teks/gambar...
\end{minipage}}%
    \hfill
\adjustbox{valign=t}{\begin{minipage}{...\textwidth}
...teks/gambar...
\end{minipage}}
Secara bawaan kelas dokumen Beamer mengatur teks jajar-kiri, sehingga saya mendapatkan bantuan Gonzalo Medina, di forum, untuk membuatnya jajar-kiri-kanan dengan paket dan perintah ini:
\usepackage{ragged2e}
\justifying
Enaknya, dalam Beamer kita bebas memilih warna, sehingga saya menyertakan ini pada kelas dokumen:
\documentclass[10pt,svgnames]{beamer}
Satu lagi, dan ini yang paling utama: materi dalam dokumen ini saya kutip sepenuhnya (sekadar untuk percontohan dalam proses saya belajar) dari tulisan Eugene Rusin, seorang anggota situs catur chess.com. Sedangkan gambar-gambar yang termuat berasal dari Wikipedia.

Demikian semoga bermanfaat.

Adjie Gumarang Pujakelana 2014
\documentclass[10pt,svgnames]{beamer}
\usepackage{pgf}

\usepackage[indonesian]{babel}
\usepackage[utf8]{inputenc}
\usepackage[T1]{fontenc}
\renewcommand\rmdefault{pplx}
\renewcommand\mathfamilydefault{cmr}
\usefonttheme{serif}

\usepackage{beamerthemesplit}
\usepackage{graphics,epsfig, subfigure}
\usepackage{url}
\usepackage{srcltx}
\usepackage{hyperref}

\usepackage[controls]{animate}
\usepackage{chessboard, xskak}

\usepackage{ragged2e}
\justifying

\usepackage[export]{adjustbox}
\usepackage{array}

\newlength\mywidth
\settowidth\mywidth{\boardfont QZ0Z}

\definecolor{kugreen}{RGB}{50,93,61}
\definecolor{kugreenlys}{RGB}{132,158,139}
\definecolor{kugreenlyslys}{RGB}{173,190,177}
\definecolor{kugreenlyslyslys}{RGB}{214,223,216}
\setbeamercovered{transparent}
\mode
\usetheme[numbers,totalnumber,compress,sidebarshades]{PaloAlto}
\setbeamertemplate{footline}[frame number]

  \usecolortheme[named=kugreen]{structure}
  \useinnertheme{circles}
  \setbeamercovered{transparent}
  \setbeamertemplate{blocks}[rounded][shadow=true]

\logo{\includegraphics[width=1.6cm]{Raja}}
%\useoutertheme{infolines} 
\title{Mengenali Orangutan}
\author{Adjie Gumarang Pujakelana}
\institute{Dapur Catur \\ Sumbawa}
\date{\today}

\setbeameroption[section]{show notes}

\begin{document}

\frame{\titlepage \vspace{-0.5cm}
}

\frame
{
\frametitle{Ikhtisar}
\tableofcontents%[pausesection]
}

\section{Pengantar}
\frame{
\frametitle{Pengantar}
Pembukaan Sokolsky \textbf{1.b4} (juga dikenal sebagai Pembukaan Polandia, Serangan Polandia, \textbf{Pembukaan Orangutan}) berkaitan dengan pembukaan tertutup dan dianggap sebagai pembukaan tak beraturan. Ini peringkat kesembilan dalam popularitas dan jarang dimainkan dalam permainan tingkat atas dan turnamen resmi. Dengan demikian pembukaan 1.b4 adalah bercak putih lain dalam teori catur di antara pembukaan-pembukaan catur yang tidak jelas yang dipelajari.
}

\section{Sejarah}
\frame{
\frametitle{Sejarah}
\begin{minipage}[t]{3.5cm}  
\centering
\includegraphics[height=3.5cm, width=3.3cm]{soko}\\
\textbf{Alexey Sokolsky} (1908--1969)
\end{minipage}\hfill%
\begin{minipage}{6.4cm}
\small Salah satu yang pertama kali meneliti secara mendalam pembukaan ini adalah \href{http://en.wikipedia.org/wiki/Alexey_Sokolsky}{\textbf{Alexey Sokolsky}} (1908--1969), seorang pemain catur Soviet dan ahli teori pembukaan berkekuatan Master International. Sokolsky menulis sebuah buku dalam bahasa Rusia tentang pembukaan ini (\textbf{"Debyut 1. B2-b4"}, 1963) di mana dia memberikan pendekatan teoritis terhadap ide-ide utama dan variasi pembukaan 1.b4. Dia juga berhasil menggunakan pembukaan ini dalam permainannya. Karena fakta-fakta ini pembukaan 1.b4 mengusung nama Sokolsky. Namun Alexey Sokolsky bukanlah yang pertama yang menggunakan pembukaan ini dalam turnamen resmi. Sebelumnya 1.b4 telah dimainkan oleh Hunt, Bugayev, Englisch, Schlechter dan kemudian Tartakower. 
\end{minipage}
}

\frame{
\frametitle{Sejarah}
\begin{minipage}{6.3cm}
\small
Pembukaan sering disebut \emph{Polandia} untuk menghormati \href{http://en.wikipedia.org/wiki/Tartakower}{Savielly Tartakower} (yang hanya kadang-kadang memainkan pembukaan ini). \emph{Game} yang paling terkenal di mana Tartakower menggunakan pembukaan ini adalah pertandingan melawan G\'{e}za Mar\'{o}czy dan pertandingan melawan Richard R\'{e}ti.

\bigskip
Adapun \emph{Orangutan}, nama lucu ini muncul setelah pertandingan antara Tartakower dan Mar\'{o}czy yang dimainkan pada tahun 1924. Sehari sebelum pertandingan ini kedua pemain catur itu mengunjungi sebuah kebun binatang di mana Tartakower bertanya (sebagai lelucon) kepada seekor orangutan disebut Suzanna tentang apa langkah pertama yang harus dia mainkan dalam pertempuran catur mendatang. 
\end{minipage}\hfill%
\begin{minipage}[t]{3.5cm}
\centering
\includegraphics[height=3.5cm, width=3cm]{tarta}\\
\textbf{Savielly Tartakower} (1887--1956)
\end{minipage}
}

\frame{
\frametitle{Sejarah}
\adjustbox{valign=t}{\begin{minipage}{0.4\textwidth} 
\begin{center}
\includegraphics[height=3.5cm, width=4cm]{otan}
\end{center}
\small\textbf{Suzanna}, suatu ekspresi termenung di wajahnya ketika Tartakower bertanya langkah apa yang lebih baik untuk membuka permainannya.
\end{minipage}}%
    \hfill
\adjustbox{valign=t}{\begin{minipage}{0.58\textwidth}
\small Beberapa orang di internet beranggapan gambar di samping ini adalah gambar langka dari orangutan sesungguhnya yang Tartakower dan Mar\'{o}czy temui di kebun binatang tersebut.

\bigskip
Pertandingan itu dimulai dengan 1.b4 dan berakhir imbang. Sejak itu ketika seseorang menyebut pembukaan \emph{Orangutan}, mereka biasanya menggarisbawahi sikapnya terhadap langkah ini sebagai tak biasa, aneh, dan bahkan lucu.
\end{minipage}}
}

\section{Teori Pembukaan Orangutan}
\frame{
\frametitle{Teori Pembukaan \emph{Orangutan}}
Mendorong maju bidak-b dua petak bukanlah langkah acak untuk mengejutkan lawan dengan pembukaan yang tidak biasa. 

Langkah 1.b4 menciptakan tekanan langsung pada sayap menteri. 

Dalam \textbf{pertandingan hebat antara \href{http://en.wikipedia.org/wiki/Alexander_Alekhine}{Alekhine} dan Drewitt} berikut ini, Putih memainkan b4 pada langkah kedua! Dalam permainan ini Alekhine tidak memajukan bidak-b ke b5 (yang begitu khas dari Sokolsky) tetapi menukarnya di c5. 

Wajarlah muncul pertanyaan: "Dapatkah Putih memulai penyerangan pada sayap menteri dengan segera tanpa persiapan?" 

Ide utama 1.b4 adalah untuk \textbf{mendapatkan keuntungan ruang pada sayap menteri} tersebut. Bidak b4 menyerang petak yang dekat dengan pusat; Gajah Putih di b2 dan Kuda Putih di f3 menyerang petak-petak pusat. Putih berencana untuk memajukan bidak-b ke b5 dan mendukungnya dengan a2-a4 dan c2-c4.
}

\frame{
\frametitle{\emph{Game} hebat Alekhine--Drewitt}
\adjustbox{valign=t}{\begin{minipage}{0.53\textwidth}
\small
\xskakset{style=styleB}
\newchessgame[id=A]
\mainline{1.Nf3 d5 2.b4}

\medskip
Gagasan 2.b4 adalah jika Hitam memainkan c7-c5 Putih akan mampu untuk mendapatkan keuntungan di pusat setelah pertukaran di c5.

\medskip
\mainline{2...e6 3.Bb2 Nf6 4.a3 c5 5.bxc5 Bxc5 6.e3 O-O 7.c4 Nc6 8.d4 Bb6}

\medskip
\variation[invar]{9... Bd6} tampaknya lebih alami. Meskipun Putih akan meraih sedikit keuntungan setelah \variation{9. Nbd2}. 

\medskip
\variation{8...Bd6 9.Nbd2 Re8 10.c5 Bc7 11.Bb5!}

\medskip
\mainline[outvar]{9.Nbd2 Qe7 10.Bd3 Rd8}
\end{minipage}}%
    \hfill
\adjustbox{valign=t}{\begin{minipage}{0.45\textwidth}
\centering\small
    \textbf{Alekhine--Drewitt} \\
    \textit{Portsmouth/Southsea 1923} 

\xskakset{id=A,style=styleC}
\setchessboard{boardfontsize=13pt,labelfontsize=7pt,showmover=false}
\newchessgame[id=A]
\hidemoves{1.Nf3 d5 2.b4 e6 3.Bb2 Nf6 4.a3 c5 5.bxc5 Bxc5 6.e3 O-O 7.c4 Nc6 8.d4 Bb6 9.Nbd2 Qe7 10.Bd3 Rd8}

\chessboard

Setelah 10...\symrook d8


\end{minipage}}
}

\frame{
\frametitle{\emph{Game} hebat Alekhine--Drewitt}
\adjustbox{valign=t}{\begin{minipage}{0.54\textwidth}
\small
\xskakset{style=styleB}
\resumechessgame[id=A]
Jika Hitam memainkan \variation{10... Bc7} mempersiapkan e6-e5, Putih dapat memilih antara \variation{11.Ne5} dan \variation{11.e4}.

\medskip
\mainline[outvar]{11.O-O Bd7 12.Ne5!}

\medskip
Seharusnya Hitam menangkap Kuda di e5, Kuda Hitam di f6 tidak akan bisa mundur ke d7.

\medskip
\mainline{12...Be8 13.f4 Rac8 14.Rc1 Nd7}

\medskip
Ini memungkinkan Putih untuk meraih keuntungan yang penting. Hitam sedang diserang dan tidak memiliki pertahanan yang jelas.

\medskip
\mainline{15.Nxc6! Rxc6}
\end{minipage}}%
    \hfill
\adjustbox{valign=t}{\begin{minipage}{0.45\textwidth}
\centering\small
    \textbf{Alekhine--Drewitt} \\
    \textit{Portsmouth/Southsea 1923} 

\xskakset{id=A,style=styleC}
\setchessboard{boardfontsize=13pt,labelfontsize=7pt,showmover=false}
\newchessgame[id=A]
\hidemoves{1.Nf3 d5 2.b4 e6 3.Bb2 Nf6 4.a3 c5 5.bxc5 Bxc5 6.e3 O-O 7.c4 Nc6 8.d4 Bb6 9.Nbd2 Qe7 10.Bd3 Rd8 11.O-O Bd7 12.Ne5! Be8 13.f4 Rac8 14.Rc1 Nd7 15.Nxc6! Rxc6}

\chessboard

Setelah 15...\symrook xc6
\end{minipage}}
}

\frame{
\frametitle{\emph{Game} hebat Alekhine--Drewitt}
\adjustbox{valign=t}{\begin{minipage}{0.54\textwidth}
\small
\xskakset{style=styleB}
\resumechessgame[id=A]
\variation[invar]{15...bxc6 16.c5 Ba5 17.Nb3 Bc7 18.Bc3 Rb8 19.Na5 Nf8 20.Qa4}

\medskip
Putih memiliki keunggulan posisional yang menentukan pada sayap menteri.

\medskip
\mainline[outvar]{16.c5 Nxc5} 

\medskip
\variation[invar]{16...Ba5 17.Nb3 Bc7 18.Bb5}

\medskip
\mainline[outvar]{17.dxc5 Bxc5 18.Rf3! Bxa3 19.Rxc6 Bxc6 20.Bxh7+!}

\medskip
Suatu pengorbanan dua Gajah serupa juga terjadi dalam pertandingan Lasker -- Bauer pada tahun 1889. Sangat menarik di sini cara Putih mampu menyamarkan rencananya untuk menyerang sayap raja dengan menunjukkan aktivitas pada sayap menteri.
\end{minipage}}%
    \hfill
\adjustbox{valign=t}{\begin{minipage}{0.45\textwidth}
\centering\small
    \textbf{Alekhine--Drewitt} \\
    \textit{Portsmouth/Southsea 1923} 

\xskakset{id=A,style=styleC}
\setchessboard{boardfontsize=13pt,labelfontsize=7pt,showmover=false}
\newchessgame[id=A]
\hidemoves{1.Nf3 d5 2.b4 e6 3.Bb2 Nf6 4.a3 c5 5.bxc5 Bxc5 6.e3 O-O 7.c4 Nc6 8.d4 Bb6 9.Nbd2 Qe7 10.Bd3 Rd8 11.O-O Bd7 12.Ne5! Be8 13.f4 Rac8 14.Rc1 Nd7 15.Nxc6! Rxc6 16.c5 Nxc5 17.dxc5 Bxc5 18.Rf3! Bxa3 19.Rxc6 Bxc6 20.Bxh7+!}

\chessboard

Setelah 20.\symbishop xh7+!
\end{minipage}}
}

\frame{
\frametitle{\emph{Game} hebat Alekhine--Drewitt}
\adjustbox{valign=t}{\begin{minipage}{0.53\textwidth}
\small
\xskakset{style=styleB}
\resumechessgame[id=A]
\mainline{20...Kxh7 21.Rh3+ Kg8 22.Bxg7!}\#

\textbf{1--0}\ Hitam menyerah.

\medskip
\mainline{22...Kxg7}

\medskip
\variation[invar]{22...f6 23.Bh6 Qh7 24.Qh5 Bf8 25.Qg4+ Kf7 26.Bxf8 Qg6 27.Qxg6+ Kxg6 28.Rh6+ Kf7 29.Ba3 Kg7 30.Rh3 a5 31.Nf3 Rc8 32.g4 Kg6 33.g5 fxg5 34.fxg5 Kf5 35.Rh6 e5 36.Rf6+ Ke4 37.Bb2 Kxe3 38.Nxe5 d4 39.h4 Bd5 40.h5 Ke4 41.Nf3 a4 42.h6 Rh8 43.Nxd4 a3 44.Ba1 Bc4 45.Nf5 Kf4 46.g6 Kg5 47.h7 Bg8 48.hxg8=Q Rxg8 49.Ne7 Rxg6 50.Rxg6+ Kf4 51.Kf2 b5 52.Re6 a2 53.Re5 Kg4 54.Nd5 b4 55.Nf6+ Kf4 56.Rh5 b3 57.Be5}\#\ Chessmaster (2925) vs Chessmaster (2925), 20 menit per pemain.
\end{minipage}}%
    \hfill
\adjustbox{valign=t}{\begin{minipage}{0.45\textwidth}
\centering\small
    \textbf{Alekhine--Drewitt} \\
    \textit{Portsmouth/Southsea 1923} 

\xskakset{id=A,style=styleC}
\setchessboard{boardfontsize=13pt,labelfontsize=7pt,showmover=false}
\newchessgame[id=A]
\hidemoves{1.Nf3 d5 2.b4 e6 3.Bb2 Nf6 4.a3 c5 5.bxc5 Bxc5 6.e3 O-O 7.c4 Nc6 8.d4 Bb6 9.Nbd2 Qe7 10.Bd3 Rd8 11.O-O Bd7 12.Ne5! Be8 13.f4 Rac8 14.Rc1 Nd7 15.Nxc6! Rxc6 16.c5 Nxc5 17.dxc5 Bxc5 18.Rf3! Bxa3 19.Rxc6 Bxc6 20.Bxh7+! Kxh7 21.Rh3+ Kg8 22.Bxg7!}

\chessboard

Setelah 22.\symbishop xg7!
\end{minipage}}
}

\section{Langkah Lanjutan}
\frame{
\frametitle{Langkah Lanjutan}
\small
Berikut ini beberapa variasi yang paling populer dari Pembukaan Sokolsky disertai tautannya dan beberapa jalur langka.
\begin{itemize}
\item \href{http://www.chess.com/blog/Eugen/sokolskypolish-opening-1b4---the-exchange-variation?ref_id=1285}{Variasi Tukar} (1.b4 e5 2.\symbishop b2 \symbishop xb4 \symbishop xe5)
\item \href{http://www.chess.com/blog/Eugen/sokolskypolish-opening-1b4---czech-defense?ref_id=1285}{Pertahanan Ceko} (1.b4 e5 2.\symbishop b2 d6)
\item \href{http://www.chess.com/blog/Eugen/sokolskypolish-opening-1b4---outflank-variation}{Variasi Sayap} (1. b4 c6)
\item \href{http://www.chess.com/blog/Eugen/sokolskypolish-opening-1b4---main-line?ref_id=1285}{Jalur Utama} (1.b4 \symknight f6 2.\symbishop b2 d5 (atau e6 diikuti oleh d5))
\item \href{http://www.chess.com/blog/Eugen/sokolskypolish-opening-1b4---baltic-defense?ref_id=1285}{Pertahanan Baltik} (1.b4 d5 2.\symbishop b2 \symbishop f5)
\item \href{http://www.chess.com/blog/Eugen/sokolskypolish-opening-1b4---kings-indian-variation?ref_id=1285}{Variasi India Raja} (1.b4 \symknight f6 2.\symbishop b2 g6)
\item \href{http://www.chess.com/blog/Eugen/sokolskypolish-opening-1b4---ware-defense}{Pertahanan Ware} (1.b4 a5)
\item \href{http://www.chess.com/blog/Eugen/sokolskypolish-opening-1b4---german-defense?ref_id=1285}{Pertahanan Jerman} (1.b4 d5 2.\symbishop b2 \symqueen d6)
\item \href{http://www.chess.com/blog/Eugen/sokolskypolish-opening-1b4---bugayev-advance-variation?ref_id=1285}{Variasi Lanjut Bugayev} (1.b4 e5 2.\symbishop b2 f6 3.b5)
\item \href{http://www.chess.com/blog/Eugen/sokolskypolish-opening-1b4---the-sokolsky-gambit-accepted?ref_id=1285}{Gambit Sokolsky Diterima} (1.b4 e5 2.\symbishop b2 f6 3.e4 \symbishop xb4)
\item \href{http://www.chess.com/blog/Eugen/sokolskypolish-opening-1b4---sokolsky-gambit-declined}{Gambit Sokolsky Ditolak} (1.b4 e5 2.\symbishop b2 f6 3.e4 X)
\end{itemize}
}

\frame{
\frametitle{Langkah Lanjutan}
\small
\begin{itemize}
\item \href{http://www.chess.com/blog/Eugen/sokolskypolish-opening-1b4---queens-indian-variation?ref_id=1285}{Variasi India Menteri} (1.b4 \symknight f6 2.\symbishop b2 e6 3.b5 b6)
\item \href{http://www.chess.com/blog/Eugen/sokolskypolish-opening-1b4---dutch-defense?ref_id=1285}{Pertahanan Belanda} (1.b4 f5)
\item \href{http://www.chess.com/blog/Eugen/sokolskypolish-opening-1b4---advance-variation}{Variasi Lanjut} (1.b4 e5 2.\symbishop b2 e4)
\item \href{http://www.chess.com/blog/Eugen/sokolskypolish-opening-1b4---grigorian-variation}{Variasi Grigorian} (1.b4 \symknight c6)
\end{itemize}
}

\section{Rujukan}
\begin{frame}
\frametitle{Rujukan}
\footnotesize{
\begin{thebibliography}{9} % Beamer does not support BibTeX so references must be inserted manually as below
\bibitem[Eugene Rusin, 2014]{} Eugene Rusin (2014)
\newblock \emph{Sokolsky/Polish Opening (1.b4). Basic Opening Theory.}
\newblock \url{http://www.chess.com/article/view/sokolskypolish-opening-1b4-basic-opening-theory2},

(diakses 16--17 Juni 2014)
\end{thebibliography}
}
\end{frame}

\begin{frame}
\Huge{\centerline{Selesai}}
\end{frame}

\end{document}





Monday, June 16, 2014

Tampil Keren dengan Beamer

Seperti telah disebutkan pada tulisan terdahulu, saat ini saya sedang menikmati citarasa presentasi dengan menggunakan kelas dokumen Beamer. Karena tumben, saya sangat antusias untuk menelusuri segala hal tentang Beamer, termasuk macam-macam tampilan yang dapat disajikannya.

Dengan Beamer kita dapat memilih tema dan warna tema yang sesuai dengan selera kita, sasaran presentasi, atau materi presentasi. Cukup banyak tema dan warna tema yang dapat kita pilih dan gunakan untuk membuat presentasi, dan terus akan bertambah banyak lagi.
Daftar tema dasar yang tersedia dapat Anda lihat di sini dan daftar warna tema dapat dilihat di sana, sedangkan tampilan "utuh" untuk tiap "pasangan" tema dan warna tema dapat Anda lihat di situ.

Contoh di bawah ini menunjukkan salah satu dari tema dan warna tema yang saya pilih. Saya gunakan tema Warsaw dan warna tema whale. Anda dapat menikmati citarasa yang lainnya dengan menghapus tanda persen (%) masing-masing pada daftar tema dan warna tema dalam pengkodeannya.
Dalam contoh ini bukan tampilan dasar lagi yang saya tunjukkan, karena sudah saya tambahkan beberapa unsur, yaitu:
[compress,red]
untuk menikmati nuansa warna merah-hitam,
\usepackage[utf8]{inputenc}
\usepackage[T1]{fontenc}
\renewcommand\rmdefault{pplx}
\renewcommand\mathfamilydefault{cmr}
\usefonttheme{serif}
untuk memilih jenis huruf, dan
\usepackage[indonesian]{babel}
untuk mengubah struktur ke dalam Bahasa Indonesia.

Akhirnya, selamat menjelajahi wilayah Beamer, selamat menikmati pesona keindahannya, dan selamat membuat presentasi!
Demikian semoga bermanfaat.

Adjie Gumarang Pujakelana 2014
\documentclass[compress,red]{beamer}
\mode<presentation>{

% Kelas dilengkapi dengan sejumlah tema slide standar yang mengubah warna dan tata letak slide.
% Di bawah ini adalah daftar semua tema, hilangkan tanda komentar (%) untuk menggunakan dan melihat penampilannya.

%\usetheme{default}
%\usetheme{AnnArbor}
%\usetheme{Antibes}
%\usetheme{Bergen}
%\usetheme{Berkeley}
%\usetheme{Berlin}
%\usetheme{Boadilla}
%\usetheme{CambridgeUS}
%\usetheme{Copenhagen}
%\usetheme{Darmstadt}
%\usetheme{Dresden}
%\usetheme{Frankfurt}
%\usetheme{Goettingen}
%\usetheme{Hannover}
%\usetheme{Ilmenau}
%\usetheme{JuanLesPins}
%\usetheme{Luebeck}
%\usetheme{Madrid}
%\usetheme{Malmoe}
%\usetheme{Marburg}
%\usetheme{Montpellier}
%\usetheme{PaloAlto}
%\usetheme{Pittsburgh}
%\usetheme{Rochester}
%\usetheme{Singapore}
%\usetheme{Szeged}
\usetheme{Warsaw}

%Selain tema, kelas Beamer memiliki sejumlah warna tema untuk setiap tema slide. Hilangkan tanda komentar (%) untuk menggunakan dan melihat penampilannya.

%\usecolortheme{albatross}
%\usecolortheme{beaver}
%\usecolortheme{beetle}
%\usecolortheme{crane}
%\usecolortheme{dolphin}
%\usecolortheme{dove}
%\usecolortheme{fly}
%\usecolortheme{lily}
%\usecolortheme{orchid}
%\usecolortheme{rose}
%\usecolortheme{seagull}
%\usecolortheme{seahorse}
\usecolortheme{whale}
%\usecolortheme{wolverine}

%\setbeamertemplate{footline} % Untuk menghapus baris footer pada semua slide
%\setbeamertemplate{footline}[page number] % Untuk mengganti baris footer pada semua slide dengan hitungan slide 

%\setbeamertemplate{navigation symbols}{} % Untuk menghapus simbol navigasi pada bagian bawah dari semua slide
}
\usepackage[utf8]{inputenc}
\usepackage[T1]{fontenc}
\renewcommand\rmdefault{pplx}
\renewcommand\mathfamilydefault{cmr}
\usefonttheme{serif}

\usepackage[indonesian]{babel}
\usepackage{graphicx} % untuk menyertakan gambar
\usepackage{booktabs} % untuk menggunakan \toprule, \midrule and \bottomrule pada tabel

%----------------------------------------------------------------------------------------
%   TITLE PAGE
%----------------------------------------------------------------------------------------

\title[Judul singkat]{Judul lengkap} % Judul singkat muncul di bagian bawah setiap slide, judul lengkap hanya pada halaman judul

\author{Sulaeman, S.Pd.} % Nama Anda
\institute[Sumbawa] 
{
SMK Negeri 2 Sumbawa Besar \\ 
\medskip
\textit{kalakaypalid@gmail.com} % Your email address
}
\date{\today} % Tanggal dapat diubah 

\begin{document}

\begin{frame}
\titlepage % Menampilkan halaman judul sebagai slide pertama
\end{frame}

\begin{frame}
\frametitle{Daftar Isi} 
\tableofcontents % Daftar Isi yang menampilkan \section dan \subsection
\end{frame}

%----------------------------------------------------------------------------------------
%   SLIDE PRESENTASI
%----------------------------------------------------------------------------------------

%------------------------------------------------
\section{Seksi Pertama} 
%------------------------------------------------

\subsection{Subseksi} % 

\begin{frame}
\frametitle{Judul $e = m.c^2$}
Sed iaculis dapibus gravida. Morbi sed tortor erat, nec interdum arcu. Sed id lorem lectus. Quisque viverra augue id sem ornare non aliquam nibh tristique. Aenean in ligula nisl. Nulla sed tellus ipsum. Donec vestibulum ligula non lorem vulputate fermentum accumsan neque mollis.\\~\\

Sed diam enim, sagittis nec condimentum sit amet, ullamcorper sit amet libero. Aliquam vel dui orci, a porta odio. Nullam id suscipit ipsum. Aenean lobortis commodo sem, ut commodo leo gravida vitae. Pellentesque vehicula ante iaculis arcu pretium rutrum eget sit amet purus. Integer ornare nulla quis neque ultrices lobortis. Vestibulum ultrices tincidunt libero, quis commodo erat ullamcorper id.
\end{frame}

%------------------------------------------------

\begin{frame}
\frametitle{Judul $(a+b)^2 = a^2 + 2.a.b+ b^2$}
\begin{itemize}
\item Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit
\item Aliquam blandit faucibus nisi, sit amet dapibus enim tempus eu
\item Nulla commodo, erat quis gravida posuere, elit lacus lobortis est, quis porttitor odio mauris at libero
\item Nam cursus est eget velit posuere pellentesque
\item Vestibulum faucibus velit a augue condimentum quis convallis nulla gravida
\end{itemize}
\end{frame}

%------------------------------------------------

\begin{frame}
\frametitle{Teks yang disorot}
\begin{block}{Satu}
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Integer lectus nisl, ultricies in feugiat rutrum, porttitor sit amet augue. Aliquam ut tortor mauris. Sed volutpat ante purus, quis accumsan dolor.
\end{block}

\begin{block}{Dua}
Pellentesque sed tellus purus. Class aptent taciti sociosqu ad litora torquent per conubia nostra, per inceptos himenaeos. Vestibulum quis magna at risus dictum tempor eu vitae velit.
\end{block}

\begin{block}{Tiga}
Suspendisse tincidunt sagittis gravida. Curabitur condimentum, enim sed venenatis rutrum, ipsum neque consectetur orci, sed blandit justo nisi ac lacus.
\end{block}
\end{frame}

%------------------------------------------------

\begin{frame}
\frametitle{Kolom-kolom}
\begin{columns}[c] % The "c" option specifies centered vertical alignment while the "t" option is used for top vertical alignment

\column{.45\textwidth} % Left column and width
\textbf{Heading}
\begin{enumerate}
\item Statement
\item Explanation
\item Example
\end{enumerate}

\column{.5\textwidth} % Right column and width
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Integer lectus nisl, ultricies in feugiat rutrum, porttitor sit amet augue. Aliquam ut tortor mauris. Sed volutpat ante purus, quis accumsan dolor.

\end{columns}
\end{frame}

%------------------------------------------------
\section{Seksi Kedua}
%------------------------------------------------

\begin{frame}
\frametitle{Tabel}
\begin{table}
\begin{tabular}{l l l}
\toprule
\textbf{Treatments} & \textbf{Response 1} & \textbf{Response 2}\\
\midrule
Treatment 1 & 0.0003262 & 0.562 \\
Treatment 2 & 0.0015681 & 0.910 \\
Treatment 3 & 0.0009271 & 0.296 \\
\bottomrule
\end{tabular}
\caption{Keterangan tabel}
\end{table}
\end{frame}

%------------------------------------------------

\begin{frame}
\frametitle{Teorema}
\begin{theorem}[Mass--energy equivalence]
$E = mc^2$
\end{theorem}
\end{frame}

%------------------------------------------------

\begin{frame}[fragile] % Need to use the fragile option when verbatim is used in the slide
\frametitle{Verbatim}
\begin{example}[Theorem Slide Code]
\begin{verbatim}
\begin{frame}
\frametitle{Theorem}
\begin{theorem}[Mass--energy equivalence]
$E = mc^2$
\end{theorem}
\end{frame}\end{verbatim}
\end{example}
\end{frame}

%------------------------------------------------

\begin{frame}
\frametitle{Gambar}
Hilangkan tanda "persen" untuk menggunakannya. Gambar harus berada pada folder yang sama dengan file tex ini.
%\begin{figure}
%\includegraphics[width=0.8\linewidth]{test}
%\end{figure}
\end{frame}

%------------------------------------------------

\begin{frame}[fragile] % Need to use the fragile option when verbatim is used in the slide
\frametitle{Rujukan}
Perintah \verb|\cite| merujuk pada sumber rujukan dalam presentasi ini, contoh:\\~

Pernyataan ini merujuk pada \cite{p1}.
\end{frame}

%------------------------------------------------

\begin{frame}
\frametitle{Daftar Pustaka}
\footnotesize{
\begin{thebibliography}{99} % Beamer does not support BibTeX so references must be inserted manually as below
\bibitem[Smith, 2012]{p1} John Smith (2012)
\newblock Judul tulisannya
\newblock \emph{Nama Jurnal} 12(3), 45 -- 678.
\end{thebibliography}
}
\end{frame}

%------------------------------------------------

\begin{frame}
\Huge{\centerline{Selesai}}
\end{frame}

%----------------------------------------------------------------------------------------

\end{document} 




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...