Monday, July 21, 2014

Kertas Bergaris

Mungkin ini sekadar "hiasan" tetapi mungkin juga sesuatu yang diperlukan. Kita dapat membuat halaman kertas bergaris. Tentang manfaatnya, tentu, Anda yang lebih tahu. Pada dokumen di bawah ini saya tunjukkan salah satu contohnya.

Untuk ini kita gunakan paket-paket tikz (dengan library calc), background, titling, dan setspace (untuk mengatur spasi). 
\usepackage{tikz, background, titling, setspace}
\usetikzlibrary{calc}
Makro berikut ini akan menghasilkan halaman kertas bergaris, persis seperti halaman buku tulis yang biasa kita gunakan.
\backgroundsetup{%
 position=current page.center,
 angle=0,
 scale=1,
 contents={%
  \begin{tikzpicture}%
    [
      normal lines/.style={gray, very thin},
      every node/.append style={black, align=center, opacity=1}
    ]
    \foreach \y in {0.71,1.41,...,25.56}
      \draw[normal lines] (0,\y) -- (8.5in,\y);
    \draw[normal lines] (1.25in,0) -- (1.25in,11in);
  \end{tikzpicture}%
}}
Masih dalam environment tikzpada contoh dokumen di bawah ini, saya gunakan perintah \node pada header  untuk menempatkan tanggal di kiri, judul di tengah, dan nomor halaman di kanan.
\node (t) [font=\LARGE, anchor=south] at ($(0,25.56)!1/2!(8.5in,25.56)$) {\thetitle};
\node (d) [font=\large, anchor=south west, xshift=1.5em] at (0,25.6) {\color{DarkSlateGray}\today};
\node (p) [font=\large, anchor=south east, xshift=-1.5em] at (8.5in,25.56) {\color{DarkSlateGray}hal.~\thepage};
Jenis huruf yang saya gunakan kali ini adalah augie.
Contoh dokumen ini saya susun melalui Online LaTeX Editor ShareLaTeX.
Demikian semoga bermanfaat.

Adjie Gumarang Pujakelana 2014
\documentclass[letterpaper, 10pt]{article} % for letter size paper
% 215.9mm × 279.4mm
\usepackage[indonesian]{babel}
\usepackage[utf8]{inputenc}
\usepackage[T1]{fontenc}

\usepackage[left=1.5in,right=.25in,top=1.125in,bottom=.125in]{geometry}

\usepackage[svgnames]{xcolor}

\usepackage{tikz, background, titling, setspace}
\usetikzlibrary{calc}
\backgroundsetup{%
 position=current page.center,
 angle=0,
 scale=1,
 contents={%
  \begin{tikzpicture}%
    [
      normal lines/.style={gray, very thin},
      every node/.append style={black, align=center, opacity=1}
    ]
    \foreach \y in {0.71,1.41,...,25.56}
      \draw[normal lines] (0,\y) -- (8.5in,\y);
    \draw[normal lines] (1.25in,0) -- (1.25in,11in);
    \node (t) [font=\LARGE, anchor=south] at ($(0,25.56)!1/2!(8.5in,25.56)$) {\thetitle};
    \node (d) [font=\large, anchor=south west, xshift=1.5em] at (0,25.6) {\color{DarkSlateGray}\today};
    \node (p) [font=\large, anchor=south east, xshift=-1.5em] at (8.5in,25.56) {\color{DarkSlateGray}hal.~\thepage};
  \end{tikzpicture}%
}}

\renewcommand{\rmdefault}{augie}

\title{\color{DarkSlateGray}Meraba Jiwa}
\author{Adjie Gumarang Pujakelana}

\begin{document}
  \pagestyle{empty}
  \doublespacing\color{DarkSlateGray}
  Sahabatku,\par
Coba kau ingat kembali, kita pernah berada pada kehidupan di mana batin kita dapat menikmati hari demi hari dengan leluasa, penuh semangat dalam mengejar suatu keinginan, dan memiliki rasa bangga atas apa yang dapat kita lakukan.\par
Dalam keadaan demikian, seperti juga sedang dirasakan oleh kebanyakan kawan kita sekarang, sulit untuk terselami bila batas antara harapan dan keputusasaan sedemikian tipis seperti yang kamu rasakan kini.
Pemisah antara keduanya - yang disebut ketegaran - seumpama selaput yang terus-menerus terkikis dalam menyaring campur baur rasa, hingga pikiran tersudut pada kebimbangan untuk menentukan suatu keputusan.\par
Mengenang ke belakang tentang keteduhan yang ditinggalkan dan menduga-duga ke depan tentang kemungkinan yang tak menentu, mengucurkan perasaan nelangsa.
Keajaiban untuk dapat kembali ke masa lalu hanyalah mengekalkan kepedihan itu sedangkan menjemput harapan di masa mendatang juga tidak begitu meyakinkan.
Walhasil, hidup enggan mati pun segan. Begitulah senyatanya puncak penderitaan.\par

Sahabatku,\par
Tak ada yang dapat kamu percayai selain hati dan pikiranmu sendiri. Orang lain tak kan persis sama merasakan apa yang kamu rasakan, pedulinya pun ada takarannya.
Keyakinan pendirianlah yang mampu memulihkan kembali kekuatanmu yang dulu disertai ketabahan dalam memelihara harapan hingga pandangan menjangkau pada kehidupan sesudah raga binasa. Dengan begitu pikiran akan lebih tenang dan batin tak kan lagi mengingkari kenyataan.\par
Akuilah kepedulian Dia yang tanpa batas. Dia menguji kita tetapi Dia pula yang memberi petunjuk. Dia murka tetapi Dia memberi maaf pula. Adapun menunggu maaf dari sesama kadang memerlukan waktu yang begitu lama, bahkan beberapa di antara mereka tidak bersedia memberi maaf.\par
Seimbanglah dalam menghadirkan pengharapan dengan ketakutan terhadap hukuman!
Mengajak angan turun ke bumi, mengajak batin beserta jasad memadu kehendak untuk menunaikan nilai-nilai kebaikan dari titik nol seperti sediakala, memang tidak semudah mengatakan atau meyakininya. Tetapi bila pun hanya itu saja yang masih tersisa, kamu tetap masih beruntung. Barangkali petunjuk untuk mencuci diri semestinya akan juga menyertai di kemudian hari.\par

Sahabatku,\par
Tak perlu meminta bukti akan adanya siang ketika matahari sedang bersinar. Senyampang matahari masih datang dari Timur, tersedia kesempatan untuk merapikan diri.
Menyelamatkan diri dari keputusasaan adalah pertarungan terhebat yang tak dapat disaksikan oleh orang lain. Kalah atau menang akan menampakkan rupa jiwamu.
Tentu tak semua orang menyukaimu tetapi juga tak semua orang membencimu. Ukuran dari suatu kepatutan bukanlah dari rasa suka atau tidak suka melainkan berdasarkan nilai-nilai kerohanian.\par
Relakanlah segala akibat dari kekeliruanmu menggerus hati namun jaga mata hatimu agar tidak menjadi buta karenanya.
Pilihan bergantung padamu, mau atau tidak untuk bangkit dan melangkah di jalan yang lempang, merawat diri yang kepayahan dan terluka?\par

\bigskip\flushright
Sumbawa, 24 Maret 2003\par
Adjie Gumarang Pujakelana

\end{document}




No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...